Biasanya jika pikiran sedang stuck, semua aktivitas akan hancur lebur. Kacau, dan gundah gulana. Meski banyak kerjaan dihadapannya, PS (pikiran stuck) akan sulit memulai darimana dan apa yang semestinya dikerjakan terlebih dulu. ‘Demam otak’ itu pasti pernah dirasakan oleh siapapun yang masuk pada rutinitas kerja. Dimana pun dan kapan pun. Lelucon atau objek yang biasanya menjadi sumber inspirasi –jika datang masa PS- akan terasa hambar dan garing. Gelisah dan bingung apa yang akan dikerjakan. Saat-saat seperti itu pikiran benar-benar stuck, kepala terasa kosong karena ide yang terlalu banyak tapi telah menguap tanpa sisa, ataupun memang tidak punya ide sama-sekali. Setiap orang –tentunya- memiliki perbedaan dalam mengelola penyakit PS itu, bagaimana kembali menemukan gairah atau setidaknya, untuk kembali saja pada rel dan rule pola pikir yang stabil. Suatu saat ketika “nothing to do” –meski sebenarnya banyak yang bisa dikerjakan- hanya karena pikiran stuck, saya pergi ke mall atau Coffee War, kafe yang jaraknya tidak jauh dari kantor. Itu pun tidak banyak yang dilakukan, hanya melihat bagaimana aktivitas orang-orang di ‘luaran’ sana.
Realitasnya, ternyata banyak juga yang datang hanya sebatas memesan kopi (yang tidak seberapa harganya), namun duduk ber jam-jam dengan santai di Coffee War itu. Karena kini hampir di setiap kafe menyediakan hotspot gratis, maka lengkaplah sudah mereka menikmati suasana dengan laptop dihadapannya. Biasanya ketika kita datang, sudah ada satu atau dua, bahkan mungkin tempat sudah penuh. Biasanya juga, pengunjung yang hadir sudah larut bersama layar komputernya masing-masing. Mereka biasanya sibuk dengan apa yang mereka lakukan didepan monitor. Bahkan, walau dalam satu meja yang di kepung oleh empat atau lima kursi lengkap dengan laptop masing-masing. Mereka seperti terasing satu sama lain. Mereka sibuk dengan apa yang sedang mereka kerjakan.
Menyimpangkah aktivitas mereka (?) Berdosakah kegiatan seperti ini (?) Dalam perspektif saya, rasanya tidak, justru akan mengandung ibadah jika niat mereka ingin me-refresh PS dengan kembali merangkai ide-ide cemerlang. Sebab –seperti saya katakan diatas- setiap orang memiliki cara berbeda untuk menemukan kembali ide dan rel pikirannya. Justru –konon- banyak ide-ide besar yang berawal dari situasi dan kondisi seperti ini. Namun –tentunya- tidak melulu mengobati PS dengan berlama-lama di kafe.
Di sebagian tempat, kafe tidak hanya menyajikan hidangan dengan kursi-kursi nyaman tuk bersantai. Tetapi juga sebagai sarana edutainment, yakni education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Terdapat juga taman bacaan untuk menambah semangat baca masyarakat.
Kreasi dan inovasi yang terjadi di Cordova, kerap juga dihasilkan melalui pemikiran unik pimpinan dari brainstorming di kafe-kafe. Atau meeting men-share lintasan ide yang berkecamuk dalam setiap pikiran kita. Mengikuti daya imajinasi yang sering melintas dalam setiap ruang kehidupan. Realistis ‘menjalani hidup’, namun imajinatif ‘menghadapi hidup’. Dimana pun tempatnya, untuk mencairkan pikiran stuck, tujuannya satu, bagaimana menciptakan sebuah kreasi yang berbeda dalam memberikan layanan ‘imajinatif’ kepada jemaah yang belum pernah dirasakan sebelumnya. So, if u feel Stuck (?) Don’t Stop to Move!
No comments:
Post a Comment
..:untuk kemajuan blog ini, silahkan anda berkomentar dengan kata-kata yang sopan:..Thanks............