Suatu Minggu sore yang cerah untuk jiwa yang sepi (lho malah peterpan) di lapangan sepakbola di Negara Medang Kamulan Sarung, terdapat seorang anak yang sedang bermain bola. Pemuda itu berambut gaya sasak (sak-sak e), berwajah rupawan (rusak tapi tampak menawan), badannya kecil, kurus, kering kerontang dan hidup lagi. Dia sedang asyik bermain bola dengan teman-teman sebayanya. Suparman namanya. Biasa dipanggil Parman. Tiba-tiba ada suara yang keras dan lantang memanggilnya.
“Man, Parman… ayo pulang. Sudah masuk waktu maghrib.”
Ternyata yang memanggil itu bapaknya. Suparman paling takut sama bapaknya sebab kumis bapaknya yang membuatnya tampak sangar dan medeni. Segera saja dia menjawab.
“Ya pak, sebentar lagi. Satu gol lagi. Nanggung nih.”
“Ya sudah, ayo cepat. Ndang golke.”
Dan Parmanpun ngegolke satu ke gawangnya sendiri. Parman memang sering melakukan gol bunuh diri ke gawangnya sendiri. Dia jadi top skor dalam bunuh diri terbanyak. Parman lalu pamitan sama teman-temannya.
“Teman-teman aku minta maaf kalau ada salah sama kalian (Lho??!!) teman-teman, aku pulang dulu yah? udah sore nih.”
“Ya sudah, pulang dulu sana. Ntar dimarahi sama bapakmu luwh. Aku saja takut sama bapakmu,”jawab Bendhot.
“Bye teman. See you…”
Suparmanpun berlari ke arah bapaknya dan pulang naik sepeda kebo kesayangannya. Dia langsung menggenjot sepedanya, tapi Bapaknya malah ditinggal.
“Woi, Par…Par…Parmi Parman tunggu bapak. Masak bapakmu yang ganteng ini suruh jalan sich? Kan nggak level,” omel bapaknya.
Parman yang mendengar bapaknya setengah berteriak lantas berhenti dan menoleh ke belakang sambil mringis.
“Tak kirain bapak sudah nebeng.”
“Owww… dasar anak muda zaman sekarang, sukanya kok yang cepet-cepet.”
“Iya.. iya Bapakku. Maaf deh.”
Ternyata yang memanggil itu bapaknya. Suparman paling takut sama bapaknya sebab kumis bapaknya yang membuatnya tampak sangar dan medeni. Segera saja dia menjawab.
“Ya pak, sebentar lagi. Satu gol lagi. Nanggung nih.”
“Ya sudah, ayo cepat. Ndang golke.”
Dan Parmanpun ngegolke satu ke gawangnya sendiri. Parman memang sering melakukan gol bunuh diri ke gawangnya sendiri. Dia jadi top skor dalam bunuh diri terbanyak. Parman lalu pamitan sama teman-temannya.
“Teman-teman aku minta maaf kalau ada salah sama kalian (Lho??!!) teman-teman, aku pulang dulu yah? udah sore nih.”
“Ya sudah, pulang dulu sana. Ntar dimarahi sama bapakmu luwh. Aku saja takut sama bapakmu,”jawab Bendhot.
“Bye teman. See you…”
Suparmanpun berlari ke arah bapaknya dan pulang naik sepeda kebo kesayangannya. Dia langsung menggenjot sepedanya, tapi Bapaknya malah ditinggal.
“Woi, Par…Par…Parmi Parman tunggu bapak. Masak bapakmu yang ganteng ini suruh jalan sich? Kan nggak level,” omel bapaknya.
Parman yang mendengar bapaknya setengah berteriak lantas berhenti dan menoleh ke belakang sambil mringis.
“Tak kirain bapak sudah nebeng.”
“Owww… dasar anak muda zaman sekarang, sukanya kok yang cepet-cepet.”
“Iya.. iya Bapakku. Maaf deh.”
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7722086
No comments:
Post a Comment
..:untuk kemajuan blog ini, silahkan anda berkomentar dengan kata-kata yang sopan:..Thanks............